MAKALAH
BUDIDAYA TERNAK KELINCI HIAS
KELOMPOK : KELINCI HIAS
ANGGOTA:
1.
KIKI
KARMILA
2.
EVA BELA
3.
ILHAM
TEGAR
4.
WAHYU
SUKMANA
KELAS VIII-E
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan
sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan
percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci
mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di
hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk
relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang
berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut
trewelu dan sebagainya.
Kelinci merupakan satu hewan ternak
yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari
kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil
daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai sifat coprophage/cecotrophy
Sifat ini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah laku kelinci
memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya (coprophage
pellets) yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut juga Ruminansia
semu (pseudo-ruminant). Walaupun memiliki caecum (bagian
pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar
terbatas, tidak sebanyak ruminansia.
Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung
perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah,
dan mutu pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan,
kesehatan, dan produksi.
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang di bahas
dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
· Jenis-jenis kelinci yang ada
· Cara budidaya kelinci
C.
Ruang Lingkup
Makalah ini membahas
mengenai:
· Mengetahui ciri-ciri dari kelinci
· Mengetahui cara beternak
D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan informasi bahwa
kelinci. Sebagai pengembang ilmu pengetahuan pada Matakuliah Aneka Ternak
BAB II
METODE PENULISAN
A.
Objek Penulisan
Objek penulisan mencakup
tentang pemeliharaan kelinci khususnya kelinci. Dalam suatu usaha peternakan ada tiga faktor utama yang
sangat penting yang dikenal dengan "Segitiga Emas"(Breeding, Feeding dan Management).
Ketiga faktor ini satu sama lain harus selalu berhubungan dan saling menunjang,
disampaing faktor lainnya yang saling mendukung dari ketiga faktor tersebut
yaitu kesehatan dan pencegahan penyakit serta pemasaran yang tidak boleh
diabaikan dengan begitu saja.
B.
Dasar Pemilihan Objek
Objek yang penulis pilih
adalah mengenai ternak kelinci.
C.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan makalah
ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi,
baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari sumber media
internet yang terkait dengan ternak kelinci.
D.
Metode Analisis
Penyusunan makalah ini
berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi
permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan
berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif
pemecahan masalah.
BAB III
ISI dan PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Kelinci
Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan
panjang bulu, pertumbuhan dan pemanfaatan berbeda-beda antara satu dan
lainnya. Ras-ras kelinci tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Angora
Asal
usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang
berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama kali
di temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun
1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920 meluas ke negara-negara
Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi
pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora dewasa
berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat
cepat yakni 2.5 cm per bulan, membuat kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap
tiga bulannya.
2. Lyon
Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang kupingnya
pendek, wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa).
3. American Chinchilla
Kelinci
ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg), besar
(bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di manfaatkan untuk
ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa alias Giant
Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish
Giant.
4. Dutch
Ras
dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias piaraan.
bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan
fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8
ekor. Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung
terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam,cokelat atau
abu-abu.Moncong dan dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih.Kaki belakang hitam
atau warna lain dengan ujung kaki putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3
macam warna, sering di sebut Tricolored Dutch.
4. English Spot
Ras
ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada garis
hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut
bertutul-tutul hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu
hitam, sehingga tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam
berbentuk kupu-kupu.
5. Himalayan
Banyak
yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak di jumpai kelinci ini.
Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi kebun binatang dan dikenal
dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna hitam pada kaki mulai
timbul pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi hitam. Himalayan yang
disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan. Kalau
disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang menyerupai
Himalayan.
6. Flemish Giant
Kelinci jenis ini termasuk ukuran
yang cukup besar dari jenis-jenis kelinci yang lain.
7. Havana
Ras ini bertumbuh pendek, kepalanya kecil dan pendek,
tapi lebar. Matanya biasanya bercahaya merah delima, telinganya berdiri tegak
dengan dasar telinga lebar.Pantat dan kaki belakangnya bulat, berisi penuh. Warna bulunya hitam,biru, dan coklat.
8. Lop
Jenis
ini termasuk yang favorit saya, memiiki ciri khas kepala lebar mata hitam dan
telinganya koploh atau menggatung jatuh kebawah. Telinganya panjang,
lebar, tebal, menggantung dari samping kepala ke bawah tetapi tidak sampai
menggeser di tanah. Diantara macam-macam Lop, yang paling terkenal English Lop.
9. Nederland Dwarf
Ras
kelinci kerdil ini berasal dari Belanda, sering juga di panggil kelinci mini,
karena jenis ini merupakan jenis kelinci terkecil didunia. Bobot dewasa nya
hanya 0.9 kg.Bentuk tubuhnya pendek, kepalanya agak bulat.
10. New Zealand White
Ras
ini merupakan kelinci albino, tak mempunyai bulu yang mengandung pigmen.
Bulunya putih mulus, padat, tebal dan agak kasar kalo di raba. Mata
merah,asalnya dari New Zealand, makanya dia punya nama New Zealand White.
11. Polish
Ras
ini merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf, hanya sedikit
lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya.Matanya merah
delima atau biru.
12. Rex
Sebenarnya
Rex termasuk kelinci baru. Ras ini mulai di kenal di Amerika Serikat sejak
tahun 1980-an, sebagai binatang kontes.Yang paling spesial dari Rex yaitu
bulunya yang halussss banget. Apalagi kalo si Rex ini hidup di lingkungan yang
bersuhu berkisar 5-15 C,makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus
mutu bulunya. Ras Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih
mulus dan tebal. Kualitas bulunya sangat baik, lembut seperti beludru. Ras ini
juga di sebut Ermine Rex.
13. Satin
Ras
satin berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek, telinganya
yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat.
Kakinya lurus. Kukunya hitam gelap.
14. Tan
Ras
ini termasuk kelinci kelinci kecil, berwarna cokelat kemerah-merahan.Warnyanya
jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk, dan bawah ekor.
Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna cokelat
kemerah-merahan. Telapak kakinya putih.
15. Californian
Kelinci
ini merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang Himalayan dan
Chinchilla dengan New Zealand White. Bulunya putih dengan telinga, hidung, ekor, dan kaki
kelabu tua atau hitam. Warna hitam di hidung bisa mencapai separuh muka. Bobot
kelinci dewasa jantan ideal 3.6 -4.5 kg, betina 4.3 – 4.7 kg. Punggung sedikit
membulat, bagian samping dan bahu penuh berisi daging. Induk dapat mengasuh
anak-anaknya dengan baik, jumlah anak yang dilahirkan per tahun bisa mencapai
48 ekor. Bobot umur 60 hari rata-rata 1.8 kg. Alias, jenis ini kebanyakan
indukan yang penyanyang.
16. Champagne
d’Argent
Prancis, yaitu distrik Champagne. Diternakan untuk diambi
fur-nya.Kelinci ini, di Amerika dikenal sebagai French Silver, karena warna
bulunya putih perak.Kata Argente dari bahasa Prancis yang berarti perak.Kelinci
ini merupakan penghasi daging yang baik.Bobot dewasa rata-rata 3.6 kg. Pada
saat lahir berwarna hitam, setelah umur 3-4 bulan berubah perakatau putih susu
dengan warna kulit biru tua, dan ketika dewasa berbulu biru dengan ujung putih
perak.Warna bulunya merata diseluruh tubuh, termasuk kepala, telinga, dan kaki.
Telinga tegak, ujung membulat. Anak umur 5 minggu berbobot 1.8 – 2.7 kg.
17. Carolina
Ras ini berasal dari hasil persilangan antarspesies New
Zealand White. Bulunya putih, pertumbuhannya cepat, dan daya reproduksinya
tinggi. Penampilannya lebih besar dan lebih putih daripada New Zealand White,
terutama yang berkelamin jantan. Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi,
sehingga cukup kuat terhadap serangan penyakit dan mampu hidup pada kondisi di
bawah normal.
18. Checkered
Giant
Ras ini berasal dari Jerman. Badan panjang, punggung
melengkung dengan baik. Paha dan pinggul lebar. Di ternakkan untuk di ambil
dagingnya.Bobot dewasa ideal jantan 5 kg, betina 5.4 kg. Dibedakan atas dua warna, yaitu hitam dan biru.
19. Siamese Sable
Ras ini memiliki pola warna seperti bulu kucing siam.
Peternak membedakan warnanya dalam tiga corak, yaitu cokleat muda, agak cokelat
muda dan agak cokelat di sebut Siamese Sable. Bobot
dewasa, jantan maupun betina, antara 2.25 – 3.5 kg.
20. Silver
Ras
asli kelinci ini adalah Silver Grey, berwarna perak abu-abu. Warna bulunya
hitam, di bagian dalam biru-hita diselingi bul u penutup perak keputih-putihan.
Warna perak inilah yang membuat kelinci Silver terlihat cantik dan menarik.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur, coklat, dan ungu). Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat, kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5 kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur, coklat, dan ungu). Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat, kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5 kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Anak-anak
SIlver tidak mempunyai bulu perak sampai umur 2-3 bulan. Warna perak mulai
tumbuh dari kaki, kepala, telinga, baru ke seluruh tubuh setelah umur 5 bulan.
Kelinci Silver di ternak terutama untuk di ambil bulunya.
B. Breeding
Untuk
syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk
tujuan jenis bulu maka jenis Angora,
American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang
cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian,
Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New
Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila peternakan bertujuan untuk daging,
dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan
yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya
potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya
harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit
dan calon induk Perawatan bibit menentukan kualitas
induk
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3) Sistem
Pemuliabiakan Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan
sifat
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding
(silang luar), untuk mendapatkan
keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat
unggul.
c.
Pure Line
Breeding
(silang antara bibit
murai), untuk mendapat
bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan
2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi dan
Perkawinan Kelinci betina segera dikawinkan
ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5) Proses Kelahiran Setelah
perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
C. Feeding
a. Sumber Pakan
Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi.
Bahan pakan untuk kelinci secara garis besar dibagi menjadi dua golongan,
yaitu: hijauan (forage) dan penguat (konsentrat).
1. Hijauan
Hijauan
merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya sebanyak 60-80 %, meliputi
antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae), teki (cyperaeceae),
dan kacang-kacangan (leguminoceae). Jenis hijauan yang banyak terdapat
di Indonesia dan biasa diberikan kepada kelinci antara lain: rumput lapang,
rumput jampang, gigirinting, daun turi, daun pisang, daun ubi jalar, kangkung,
daun kacang tanah, sawi, wortel, kol dan lain-lain.
Hijauan
tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang telah dilayukan terlebih
dahulu, maupun dalam bentuk awetan (hay).
Hijauan segar
yang dilayukan dimaksudkan untuk menghilangkan getah dan racun yang dapat
mengakibatkan mencret, kembung, dan kejang-kejang.
Hijauan awetan
diberikan pada saat hijauan segar sulit diperoleh karena adanya musim kemarau
panjang.
2. Pakan Penguat
(Konsentrat)
Konsentrat
dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi yang memadai, terutama pada saat
masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui.
Bahan pakan
penguat antara lain: jagung giling, dedak padi, bungkil kelapa, polar, molasis
dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut mengandung protein tinggi dan serat
kasar yang rendah.
b. Zat Pakan
Kelinci membutuhkan zat pakan yang tersedia cukup dalam ransumnya untuk
kebutuhan hidup pokok, produksi dan keperluan proses metabolisme di dalam
tubuh. Zat-zat tersebut antara lain: karbohidrat, protein, lemak,
mineral, vitamin dan air.
1.
Karbohidrat
Fungsi karbohidrat dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber energi.
Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Dalam
kondisi kurang pakan lemak-lemak tersebut mengalami pemecahan menjadi sumber
energi bagi keperluan fisiologi tubuh.
2.
Protein
Fungsi protein dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber zat pembangun.
Kelinci muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan. Kelinci bunting dan
induk menyusui membutuhkan protein dalam ransum untuk perkembangan embriyo,
pertumbuhan anak dan produksi susu.
3.
Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dalam ransum kelinci.
Pemberian 2-3 % kadar lemak dalam ransum sudah mencukupi kebutuhan hidupnya.
4.
Mineral
Mineral merupakan unsur yang paling diperlukan dalam semua fase pertumbuhan
kelinci. Kebutuhan paling tinggi terhadap mineral didapatkan pada induk
laktasi dan anak kelinci pada awal periode pertumbuhan.
5.
Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, hidup pokok dan mengatur
metabolisme.
Vitamin A
Vitamin A
dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan, alat reproduksi dan untuk
pembentukan tulang rawan.
Vitamin D
Peranan vitamin
D dalam tubuh kelinci sangat erat hubungannya dengan metabolisme mineral Ca dan
P. Defisiensi vitamin D akan memperlihatkan gejala osteoporosis
(pengeroposan tulang), sedang pemberian yang berlebih akan mengakibatkan
pengapuran jaringan ginjal dan saluran pembuluh darah.
Vitamin E
Vitamin E
dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan (sel-sel) tubuh dan dalam sintesa
hormon-hormon reproduksi.
Vitamin K
Vitamin K
dibutuhkan kelinci dalam proses reproduksi normal, pembekuan darah.
6.
Air
Air adalah zat makanan yang penting bagi kehidupan ternak, sedangkan fungsi
air bagi tubuh ternak dalam hidupnya antara lain:
- Penghantar panas
- Pelarut zat makan
- Berperan dalam reaksi enzimatis
- Berperan sebagai bantalan sistem syaraf
Kelinci New Zealand White membutuhkan air sekitar 250 ml/ekor/hari,
sedangkan kelinci tipe kecil (lokal) konsumsi air minumnya 50-70 ml/ekor/hari.
c. Kebutuhan Zat Pakan
Kelinci sedang tumbuh (4-12 minggu) membutuhkan serat kasar 14 persen,
lemak 3 persen, protein kasar 17 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 0,5
persen dan phospor 0,3 persen.
Kelinci sedang menyusui membutuhkan serat kasar 14 persen, lemak 3 persen,
protein kasar 15 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 1,1 persen dan phospor
0,8 persen.
D. Manajemen/Tatalaksana
a. Perkandangan
Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci, sebagaimana hewan liar,
kelinci hidup dan berkembangbiak di alam bebas, kelinci mempunyai kebiasaan
menggali tanah, membuat lubang atau terowongan. Bagi kelinci lubang berfungsi
sebagai tempat berlindung kelinci dari binatang buas atau predator yang siap
memangsanya, sebagai tempat untuk mempertahankan tubuh agar tetap hangat dari
pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah atau sekedar untuk tempat bernaung
dari hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari terpaan angin. Lubang
juga difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan memelihara anak-anak sebelum
dewasa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus
mengacu pada hakekat fungsi kandang, antara lain :
- Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas matahari)
- Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara lain : ular, musang, kucing, anjing.
- Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan kesehatan, sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan hasil)
Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas produksi bagi ternak
dan peternak. Oleh karena itu kondisi kandang harus mencerminkan hal-hal yang
mendukung produksi, antara lain : nyaman dan aman.
Dengan demikian, dalam pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain :
v Konstruksi
kandang dan perlengkapan.
v Bahan yang
digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,
v Ukuran
(panjang, lebar, tinggi) kandang.
Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20oC. Pada
suhu yang lebih tinggi dari suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi untuk
menjaga temperatur tubuh. Jadi rendahnya produktivitas kelinci daerah tropis,
besar kemungkinan salah satunya disebabkan oleh stres panas.
Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau sekat ruangan. Bisa
dibawah bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya, beberapa kandang
kelinci dengan berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan besar atau
rumah. Dapat pula kandang-kandang kelinci tersebut berada di halaman atau
pekarangan dengan menggunakan atap tersendiri.
A. Kandang
kelinci berada dalam bangunan utama
|
B. Kandang kelinci berada di halaman atau pekarangan
dengan atap menyatu.
|
Konstruksi
kandang :
Atap : Nyaman,
melindungi ternak dari hujan dan panas matahari. Bahan : Seng, asbes, genteng, sirap,
ilalang.
Tiang : Kuat.
Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.
Dinding : Kuat
dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok
Lantai : Datar,
tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.
Ventilasi baik
: Sirkulasi udara lancar.
Letak Kandang
Agar supaya
kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga memberikan kesempatan
ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang kelinci sebaiknya
ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :
v Kering atau
tidak lembab,
v Aman dari
binatang buas atau predator,
v Terlindung dari
pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),
v Jauh dari
lalulintas masyarakat sekitar.
v Tidak terlalu
jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.
b. Kesehatan
Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak, khususnya kelinci,
yaitu : pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi), pengobatan dan
pemusnahan.
c.
Jenis Penyakit Kelinci
Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan
gejala-gejala yang cukup mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata sayu, suhu
badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya.
Beberapa penyakit yang sering menyerang kelinci, antara
lain enteritis kompleks, pasteurellosis, young doe syndrome, skabies, dan
koksidiosis.
Enteritis
kompleks.
d.
Rekording
Kegiatan
pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah sangat penting.
e. Panen
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging
dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk
pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan
cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
f.
Pascapanen
1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum
potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
2. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti
memotong ternak lain.
3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki
belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci
digantung.
digantung.
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke
ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang
perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi
kualitas karkas.
5. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2
potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian
belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis, arteri carotis, oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah disembelih dipisahkan kepala, kaki yang dipotong bagian persendian carpus dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi rongga dada dan rongga perut kecuali hati, jantung dan ginjal untuk memperoleh karkas.
Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis, arteri carotis, oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah disembelih dipisahkan kepala, kaki yang dipotong bagian persendian carpus dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi rongga dada dan rongga perut kecuali hati, jantung dan ginjal untuk memperoleh karkas.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Dari hasil di atas dapat disimpulkan
alasan mengapa harus beternak kelinci adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan dan perawatannya
mudah
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya produksi relatif murah
sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak penghasil daging
berkualitas dengan kadar lemak rendah
5. Ketersediaan pakan yang melimpah,
karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa dapur dan hasil sampingan produk
pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific,
yaitu ternak yang mampu beranak banyak per kelahiran
7. Hasil sampingannya pun masih bisa
dimanfaatkan.
B.
Saran
Untuk lebih memahami
semua tentang ternak kelinci, disarankan para pembaca mencari referensi lain
yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.
Yang perlu diperhatikan dalam usaha
ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang,
penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Susandari L, Lestari C.M.S. dan Wahyuni H.I.,
2004. Komposisi lemak tubuh kelinci yang mendapat pakan pellet dengan berbagai
aras lisin. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2:
663-669.
Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci lokal
menggunakan pakan pellet dengan berbagai aras kulit biji kedelai. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 670-675.
Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci Unggul.
Cetakan pertama. Kanisius. Yogyakarta.
Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan XI.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke
tujuh. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
http://kelincihias.multiply.com/journal/item/5/Budidaya_Kelinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar